30 C
Medan
Minggu, Juni 30, 2024

Latest Posts

Vaksin dibuat untuk mencegah penyakit. Vaksin COVID-19 adalah harapan terbaik untuk menekan penularan virus corona. Namun, mungkin masih banyak masyarakat awam yang masih mempertanyakan manfaat vaksin COVID-19, cara kerjanya, atau mungkin efek samping yang dapat terjadi. Infeksi COVID-19 dapat menyebabkan komplikasi medis yang parah dan menyebabkan kematian pada beberapa orang. Tidak ada cara untuk mengetahui bagaimana virus corona ini mempengaruhi kondisi tubuh seseorang. Jika satu orang tertular COVID-19, maka akan mudah ia menularkan virus tersebut kepada keluarga, teman, dan orang lain di sekitarnya. Lantas, bagaimana vaksin COVID-19 bisa bekerja?
Tujuan utama pemberian vaksin COVID-19 adalah membantu tubuh untuk mengembangkan kekebalan terhadap virus penyebab COVID-19 tanpa harus terserang penyakit terlebih dahulu. Namun, kamu perlu tahu bahwa setiap jenis vaksin bekerja dengan cara yang berbeda. Setelah mendapatkan vaksin, tubuh membutuhkan waktu beberapa minggu untuk memproduksi limfosit-T dan limfosit-B. Oleh karena itu, selama waktu ini, seseorang tetap memiliki peluang untuk tertular virus penyebab COVID-19, karena vaksin tidak mempunyai cukup waktu untuk memberikan perlindungan. Terkadang proses pembentukan kekebalan tubuh setelah vaksinasi juga dapat menimbulkan gejala, seperti demam. Gejala ini normal dan merupakan tanda bahwa tubuh sedang membangun kekebalan.
Jenis dan Cara Kerja Vaksin Covid-19
Melansir dari CDC, berikut ketiga jenis utama vaksin COVID-19 dan cara kerjanya:
1. Vaksin mRNA
Vaksin mRNA mengandung virus COVID-19 yang sudah dilemahkan. Vaksin ini bekerja dengan memberikan petunjuk kepada sel tubuh tentang cara membentuk protein yang unik dan aman untuk virus. Setelah sel tubuh berhasil membuat salinan protein, sel kemudian menghancurkan materi genetik dari vaksin. Tubuh kemudian menyadari bahwa protein tersebut seharusnya tidak ada, sehingga membangun limfosit-T dan limfosit B yang akan mengingat cara melawan virus penyebab COVID-19 apabila kamu terinfeksi di masa mendatang.
2. Vaksin Subunit Protein
Vaksin subunit protein mencakup potongan protein virus COVID-19 yang tidak berbahaya. Setelah divaksinasi, sistem kekebalan tubuh akan mengenali bahwa protein tidak termasuk dalam tubuh dan mulai membuat limfosit-T dan antibodi. Apabila di kemudian hari kamu terinfeksi COVID-19, sel memori akan mengenali dan melawan virus.
3. Vaksin Vektor
Seperti namanya, jenis vaksin ini dikembangkan menggunakan vektor yang sudah dipastikan aman, sehingga dapat menghasilkan dan melepaskan antigen imunogenik dari sel yang terinfeksi selama periode tertentu. Vektor adalah virus yang berasal dari famili berbeda, tetapi telah diteliti dalam pengembangan vaksin coronavirus. Begitu vektor virus masuk ke dalam sel tubuh, materi genetik akan memberikan instruksi kepada sel untuk membuat protein unik untuk melawan virus penyebab COVID-19. Dengan menggunakan instruksi ini, sel akan membuat salinan dari protein tersebut dan mendorong tubuh untuk membangun limfosit-T dan limfosit B yang akan mengingat cara melawan virus.
Berapa Lama Vaksin Mampu Melindungi Tubuh?
Sebagian besar vaksin COVID-19 membutuhkan lebih dari satu suntikan. Suntikan pertama bertujuan membangun perlindungan. Kemudian suntikan kedua dilakukan beberapa minggu kemudian untuk mendapatkan perlindungan maksimal. Menurut data dari uji klinis Pfizer, vaksin dapat menawarkan perlindungan parsial paling cepat 12 hari setelah dosis pertama. Perlindungan tersebut bisa bertahan setidaknya dua bulan. Dosis kedua kemudian diperlukan untuk memaksimalkan kinerja vaksin. Data juga menunjukkan bahwa dosis kedua yang diberikan 21 hari kemudian meningkatkan respons kekebalan, menawarkan perlindungan mulai satu minggu setelah suntikan kedua.

Latest Posts

Flag Counter

Don't Miss